Kamis, 23 Desember 2010

Catatan manusia biasa yg mencintai sepakbola, berdarah merah putih, dan terdapat burung garuda di dadanya .

Hari ini dgn sangat semangat pukul 10 pagi aku tiba di Senayan untuk mengantri Tiket Final Piala Suzuki AFF tanggal 29 nanti, kerumunan barisan pendukung merah putih ternyata telah tiba duluan sebelum diriku. 
Seiring waktu berjalan, semakin kulihat wujud loket tiket usang yg tak terurus termakan waktu menampakkan dirinya, dimana tempat itu adalah tujuanku. Matahari tersenyum melihat fanatisme pendukung merah putih sehingga cahayanya menembus pori2 ku. Namun panasnya terik matahari tersebut tidak membuat barisan kami tercerai berai. 
Kamera Video dan kamera foto yg digendong oleh sang kuli tinta berlomba menyorot kami dari berbagai sisi menikmati kami sebagai objektif komersial yang pantang dilewatkan.
Bersesakan, semerbak bau keringat, rasa pegal di kaki, rasa haus, rasa lapar  menghantui kami barisan pendukung merah putih.
Obrolan, Teriakan, Celetukan2 canda yg silih berganti menemani kami sebagai hiburan berjalan menuju loket tiket usang tujuan kami.
Namun Matahari nampaknya tak tega melihat kami yg diabaikan oleh loket tiket usang itu yang tak mau mendekat kepada kami lagi, sehingga kami terhenti selama berjam2.
Matahari menangis sehingga air matanya menghujani kami dengan deras, namun barisan kami tetap tidak bercerai berai, ada yg menghadapi hujan tersebut dengan tangan kosong, dengan berbagi payung dan mantel jas hujan, namun kami semua tetap merasakan hujan tersebut.
Ketika Matahari berhenti menangis tepatnya pukul stgh 3 sore, manusia dgn berseragam coklat datang menghampiri barisan kami mengisyaratkan jangan dekati loket usang ini lagi, karena tiketnya sudah habis, padahal tinggal 2 Meter lagi jarakku dari loket usang itu.
Amarah, rasa capai, rasa kecewa, sumpah serapah dengan segera merasuki barisan kami. Sehingga barisan kami mengubah tujuannya ke tempat Bos besar dari loket usang itu yaitu Kantor PSSI, namun hal itu percuma, tetap saja kami tidak mendapatkan tiket itu.
Akhirnya dengan berat hati aku harus pergi dari Kantor PSSI yg masih dikerumuni pendukung merah putih yg masih tak percaya dengan pertunjukan sulap loket tiket usang itu.
Mengiringi kepergianku terdengar saut2an yg bergelora bagai melodi yg indah mengalun dari pendukung merah putih : Nurdin Turun, Nurdin B*ngs*t, Nurdin Anj*ng, Nurdin G*bl*k, Nurdin Korup.
Di ujung jalan kejauhan pada saat ku pulang, masih kusempatkan menoleh kebelakang melihat kerumunan pendukung merah putih itu sambil ku berkata dalam hati : jangan menyerah kawan, tetaplah dukung team merah putih kita yang sedang ranum, semoga pada tanggal 29 nanti kita dapat bertemu kembali di stadion ini untuk menyaksikan burung garuda dapat bertengger di piala suzuki AFF 2010, sehingga dengan bangga kita dapat mengatakan kepada tetangga kita yang congkak itu "Ini Indonesiaku".
- Catatan manusia biasa yg mencintai sepakbola, berdarah merah putih, dan terdapat burung garuda di dadanya -

- JERIKO -

Sabtu, 18 Desember 2010

...Pikirkan sebeLum memutuskan. 
..Karena terkadang, yang kita benci beLum tentu buruk.!!!
begitu pun yang kita suka belum tentu baik....